Kamis, 06 September 2007

Siaga Bencana Longsor


Courtesy of MetroTv

Just spreading the news...

Ada angin ada hujan, maka terjadilah bencana tanah longsor di Balikpapan. Seperti yang sudah diberitakan media massa, longsor terjadi Sabtu (1/9) pukul 06.00 WIB. Selain menelan korban jiwa (5 orang tewas), dan merobohkan rumah-rumah penduduk, bencana ini juga menyebabkan ruas Jalan RE Martadinata putus dan membentuk jurang selebar 60 meter. Tidak kurang (bisa lebih) dari 118 kepala keluarga terpaksa pindah dari wilayah tersebut.

Menurut media lokal Balikpapan (apalagi kalo bukan tribun ma the post), Pemkot Balikpapan bertindak cepat dengan segera mengevakuasi warga korban bencana ke tempat penampungan di Kantor Arsip dan Perpustakaan Balikpapan (tapi katanya temanku banyak juga yang ngungsi di mushola-mushola). Nah, tapi seorang bapak yang berbicara pada wartawan (ku dengar namanya Mukmin Faisal) mengeluhkan distribusi bantuan yang tidak merata. Banyak pengungsi di langgar-langgar yang belum dapat makanan dan pakaian. Sepertinya karena jarang terkena bencana (alhamdulillah sih) koordinasi di Balikpapan jadi payah.

Selain itu, dampak dari bencana ini otomatis lalu lintas jadi tidak lancar. Sejak hari Senin (3/9) sudah ada traktor di TKB (tempat kejadian bencana) yang katanya akan digunakan untuk membangun jembatan sementara. Tapi karena hujan turun terus (dan mengakibatkan longsor-longsor kecil), si supir traktor hanya duduk-duduk minum kopi.

Untuk pembangunan setelah longsor, Pemkot Balikpapan akan mengucurkan dana bantuan. Walikota Balikpapan, Imdaad Hamid memperkirakan besar dana penanganan infrastruktur akibat longsong Rp 59,2 miliar. "Dana cadangan bencana hanya Rp 3,6 miliar. Sisanya meminta bantuan Kalimantan Timur dan pemerintah pusat," katanya di Tempo Interaktif.

Pemprov Kaltim juga memanggil tim ahli dari ITS untuk meneliti penyebab terjadinya tanah longsor tersebut. Tim yang beranggotakan empat orang ini terdiri dari ahli-ahli yang kompeten di bidangnya. Yaitu ahli konstruksi beton Udman Hanifa, ahli Drainase Umboro Lasminto, ahli konstruksi tanah Suwarno, ahli Kondisi Lingkungan Ari Dipareza.

Menurut Mudji Irmawan, selaku pembentuk tim, bencana itu terjadi akibat curah hujan deras di wilayah Kalimatan Timur. Meningkatnya curah hujan berimbas pada pertambahan volume sungai sehingga aliran arus sungai membesar. Selain itu, longsor merenggut korban jiwa akibat kurang fahamnya masyarakat terhadap tanda-tanda teknis sebelum bencana.

Sekalinya Balikpapan masuk tv, pasti karena bencana, atau di buser, sergap, patroli dan sejenisnya...

PA. Ningtyas
Anak Balikpapan

SMAN 5 Balikpapan

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Salam kenal,

Semoga perbaikannya cepat adn lancar ya, dan yang penting semoga rincian dana itu benar2 dipakai untuk perbaikan dan pembangunan. Mengkhawatirkan melihat puluhan miliar rupiah kalo ternyata hasil mark up dan nantinya malah jadi ajang "bagi2" rejeki.. Masa setega itu untuk menari di atas penderitaan orang lain..

Soal supir traktor itu, ya namanya juga hujan, walaupun bukan alasan juga buat makan gaji buta (makin mengkhawatirkan, bagaimana yang di"atas" ya kalo yang dilapangan aja udah ketara makan gaji buta nya >,<) Berdoa buat cuaca yang baik biar Balikpapan cepat pulih, amin.

Anonim mengatakan...

Serem banget kalo liat apa ti, TKB? hehehe. Parah kamu, katanya dari 5 yang mati itu ada anak smp 1 nya. Nda bisa sudah kita lewat jalan tembus.

Eh salah kamu ti, itu tu bukan tranktor, tapi buldoser. Bungulnya na anak ini hahahaha.

anu.. harus pake namakah ini? gak usah gin ya. malu aku nda punya website...