Sabtu, 08 September 2007

Coruption Watch

Entah saya yang jarang nonton koran dan baca tv, atau memang kasus dugaan korupsi yang dilakukan sejumlah pejabat Kaltim sudah mulai secara teratur ditelan bumi? Hanya ingin mengingatkan (beberapa anak saya yakin kurang notice terhadap masalah ini) dengan menampilkan beberapa berita yang semoga tetap membuat kita awas terhadap pejabat Kaltim yang nakal-nakal. Semoga kita bisa berbesar hati menerima kenyataan jika idola kita memang busuk, jangan mempermalukan diri sendiri dengan menghajar wartawan atau melakukan cap jempol darah (hati-hati kena HIV loh). Bisa-bisa itu jadi bukti kuat bahwa kita juga terlibat (ho ho ho makanya hati-hati menerima beasiswa dari pejabat, bisa hutang budi dibayar nyawa).



Kalla Pasang Badan, Kali Ini Bela Syaukani

2007 - Seperti halnya PDIP, satu per satu tokoh Partai Golkar juga rontok oleh kasus korupsi. Bupati Kutai Kartanegara, Syaukani Hassan Rais yang ditahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jumat (16/3) malam, adalah orang kelima Partai Golkar yang tersandung kasus korupsi.Penahanan Bupati Kutei Kartanegara, Syaukani Hassan Rais oleh KPK, membuat Wakil Presiden (Wapres) yang juga Ketua Umum Partai Golkar, Jusuf Kalla (JK) kaget.

Dan seperti dalam kasus yang menimpa tokoh Golkar, yakni Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi dalam kasus korupsi hak guna bangunan (HGB) tanah Hotel Hilton, JK kali ini pasang badan lagi. JK langsung menggelar wawancara di kediamannya di Jl Diponegoro, Jakarta Pusat, dan menegaskan akan membela serta mem-back up Syaukani yang juga Ketua DPD Partai Golkar Kalimantan Timur (Kaltim) itu.

"Saya merasa prihatin sekali. Golkar sebagai organisasi, akan membantu kadernya sesuai proses hukum," kata JK kepada wartawan, Jumat (16/3) malam.
Pernyataan JK itu diungkapkan tak lama setelah KPK menjemput Syaukani secara paksa di rumah dinasnya di Jl Cianjur, Menteng, Jakarta Pusat.

Ketua DPP Partai Golkar Bidang Pemenangan Pemilu, Bomer Pasaribu, Sabtu (17/3) juga menegaskan bahwa partainya tetap akan mengusung Syaukani sebagai calon Gubernur (cagub) Kaltim. "Tentunya, partai akan memperhatikan dinamika yang berkembang atas penahanan ini. Kebijakan partai akan disesuaikan dengan perkembangan mutakhir. Jadi, tidak serta merta peluang beliau (Syaukani) untuk maju dalam pilgub ditiadakan begitu saja," jelasnya.

"Golkar akan menyiapkan tim hukum untuk membela beliau. Apalagi Pak Syaukani itu ketua DPD Golkar Kaltim. Prinsipnya, sebelum ada vonis, kami tak akan berubah sikap terhadapnya, kita akan bela dengan segala kekuatan yang ada," jelas Bomer.Syaukani Hassan Rais adalah tokoh Golkar kelima yang terbidik kasus korupsi. Empat tokoh Golkar sebeluumnya adalah Gubernur Nanggroe Aceh Darusaalam Abdullah Puteh pada 11 April 2005 lalu divonis penjara 10 tahun oleh PN Jakarta Selatan karena terbukti terlibat kasus korupsi pembelian dua helikopter PLC Rostov jenis MI-2 senilai Rp 12,5 miliar. Gubernur Sulawesi Tenggara, Ali Mazi SH. Tokoh Golkar ini pada 7 Nopember 2006 diberhentikan sementara dari jabatan gubernur setelah dinyatakan sebagai tersangka (6 Februari 2006) oleh Tim Koordinasi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Timtas Tipikor) dalam kasus korupsi pemanfaatan tanah negara di kawasan Gelora Bung Karno Jakarta, yang merugikan negara Rp 1,9 triliun. Penetapan tersangka Ali Mazi bersamaan dengan pengenaan status yang sama kepada Direktur Utama PT Indobuildco, Pontjo Nugro Susilo Sutowo. Ali Mazi adalah pengacara dan politikus. Terkait penahanannya, Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla saat itu juga membela dan pasang badan untuk kadernya itu, namun gagal. Gubernur Kaltim (non aktif) Suwarna Abdul Fatah. Ia terlibat kasus pencanangan lahan sejuta hektare kelapa sawit di Kalimantan dengan kerugian negara Rp 346,8 miliar. Pada 19 Maret 2007, KPK memboyongnya ke Rutan Mabes Polri, dan Jaksa KPK menuntut Suwarna tujuh tahun penjara.

Suwarna, dalam pilgub Kaltim 2003, saat itu adalah calon yang diusung oleh Partai Golkar. Ia berpasangan dengan Yusnalis Ngayoh. Pasangan yang dicalonkan Golkar ini saat itu mendapat 24 suara dari 45 anggota DPRD Kaltim. Bupati Dompu (Nusa Tenggara Barat), Abubakar Ahmad. Ia ditahan KPK pada 16 Juni 2006, jaksa KPK menututnya dua tahun enam bulan penjara (16 Januari 2007) dalam kasus penyalahgunaan wewenang dan penggunaan dana tidak tersangka APBD 2003-2005 sebesar Rp 3,5 miliar. Abubakar Achmad adalah bupati Dompu terpilih tahun 2005-2010. Kasus ini muncul ketika menjelang pilkada di Dompu. Saat itu lawan politiknya melaporkan Abubakar telah menggunakan surat keterangan palsu terkait statusnya menjadi pengurus DPD Partai Golkar di Jakarta Selatan periode 1993-1998. Berbekal surat itu pula, kemudian Abubakar terpilih menjadi Ketua DPD Partai Golkar DPD Dompu.

Pengamat politik dari UI, Arbi Sanit mengatakan, penahanan sejumlah kepala daerah bisa dikatakan ada kepentingan politis apabila partai tempatnya bernaung berjuang mati-matian membelanya. Misalnya pada kasus Bupati Syaukani Hassan Rais yang dibela Partai Golkar. "Kalau yang membela partai, tentu ada dampak politisnya. Tapi kalau yang membela pengacara biasa, tidak akan ada dampak itu," kata Arbi kepada Surya, Sabtu malam. Ia juga menjelaskan, bahwa sangat wajar apabila tokoh yang ditahan kebanyakan kader Golkar dan PDIP. Pasalnya, merekalah yang sebelumnya berkuasa. Kebetulan baru sekarang pemerintah melalui KPK berani mengungkap kasus-kasus korupsi yang sebelumnya tak tersentuh. Itu pun, lanjutnya, KPK dalam mengungkap kasus korupsi masih ekstra hati-hati. Mereka tak ingin terjebak kepentingan politis.

(sumber: Harian Surya)

UPDATE
(Baru diposting sudah ada yang nanya, "memangnya Syaukani tuh korupsi apa sih??" ck ck ck kemana ajaa)



Saukani diduga korupsi dalam penggelembungan ongkos studi kelayakan Bandara Loa Kulu yang merugikan negara Rp 3 miliar dan pembebasan tanah bandara Rp 15 miliar. Ia juga diduga menyalahgunakan dana bantuan sosial sebagai dana taktis Rp 7,75 miliar serta upah pungutan dana perimbangan negara dari sektor minyak dan gas Rp 15 miliar. Lengkapnya baca di sini.

Korupsi lainnya: ini baru sedikit loh
Laporan Dugaan Korupsi Pengadaan Pesawat GA-8 Airvan
di Pemerintah Propinsi Kalimantan Timur (Kaltim)


Perkembangan Penanganan Kasus-Kasus Korupsi di Kalimantan Timur

WA. Wibowo
Anak Balikpapan yang sudah pindah ke DIY
Manajemen Informatika Akakom Yogyakarta

Kamis, 06 September 2007

Siaga Bencana Longsor


Courtesy of MetroTv

Just spreading the news...

Ada angin ada hujan, maka terjadilah bencana tanah longsor di Balikpapan. Seperti yang sudah diberitakan media massa, longsor terjadi Sabtu (1/9) pukul 06.00 WIB. Selain menelan korban jiwa (5 orang tewas), dan merobohkan rumah-rumah penduduk, bencana ini juga menyebabkan ruas Jalan RE Martadinata putus dan membentuk jurang selebar 60 meter. Tidak kurang (bisa lebih) dari 118 kepala keluarga terpaksa pindah dari wilayah tersebut.

Menurut media lokal Balikpapan (apalagi kalo bukan tribun ma the post), Pemkot Balikpapan bertindak cepat dengan segera mengevakuasi warga korban bencana ke tempat penampungan di Kantor Arsip dan Perpustakaan Balikpapan (tapi katanya temanku banyak juga yang ngungsi di mushola-mushola). Nah, tapi seorang bapak yang berbicara pada wartawan (ku dengar namanya Mukmin Faisal) mengeluhkan distribusi bantuan yang tidak merata. Banyak pengungsi di langgar-langgar yang belum dapat makanan dan pakaian. Sepertinya karena jarang terkena bencana (alhamdulillah sih) koordinasi di Balikpapan jadi payah.

Selain itu, dampak dari bencana ini otomatis lalu lintas jadi tidak lancar. Sejak hari Senin (3/9) sudah ada traktor di TKB (tempat kejadian bencana) yang katanya akan digunakan untuk membangun jembatan sementara. Tapi karena hujan turun terus (dan mengakibatkan longsor-longsor kecil), si supir traktor hanya duduk-duduk minum kopi.

Untuk pembangunan setelah longsor, Pemkot Balikpapan akan mengucurkan dana bantuan. Walikota Balikpapan, Imdaad Hamid memperkirakan besar dana penanganan infrastruktur akibat longsong Rp 59,2 miliar. "Dana cadangan bencana hanya Rp 3,6 miliar. Sisanya meminta bantuan Kalimantan Timur dan pemerintah pusat," katanya di Tempo Interaktif.

Pemprov Kaltim juga memanggil tim ahli dari ITS untuk meneliti penyebab terjadinya tanah longsor tersebut. Tim yang beranggotakan empat orang ini terdiri dari ahli-ahli yang kompeten di bidangnya. Yaitu ahli konstruksi beton Udman Hanifa, ahli Drainase Umboro Lasminto, ahli konstruksi tanah Suwarno, ahli Kondisi Lingkungan Ari Dipareza.

Menurut Mudji Irmawan, selaku pembentuk tim, bencana itu terjadi akibat curah hujan deras di wilayah Kalimatan Timur. Meningkatnya curah hujan berimbas pada pertambahan volume sungai sehingga aliran arus sungai membesar. Selain itu, longsor merenggut korban jiwa akibat kurang fahamnya masyarakat terhadap tanda-tanda teknis sebelum bencana.

Sekalinya Balikpapan masuk tv, pasti karena bencana, atau di buser, sergap, patroli dan sejenisnya...

PA. Ningtyas
Anak Balikpapan

SMAN 5 Balikpapan

Rabu, 05 September 2007

Stop Complaining People!



Jadi sebenernya yang di tuntut apa? Listrik, Monoreal, perbaikan perekonomian di Kalimantan? Internet? Doh semua tuntuan kita tuh ya cuma bakal dicukein dan kalo pun di gubris cuma sedikit. Kalo kita-kita mau menuntut adanya perubahan terhadap kaltim (mungkin bukan orang kaltim aja yang ngerasa ada yang salah, daerah lain juga), berharaplah terjadinya perang dan kita dijajah, atau adanya perubahan sistem dari demokrasi ke komunis seperti Rusia. Yups terdengar kejam memang, tapi memang begitu.

Percaya ga sih keadaan yang tidak stabil adalah gimana dunia bekerja, unstable lah yang memberi loe-loe pada makan, unstable lah yang buat Indonesia merdeka juga, unstable lah yang buat pejabat-pejabat makin gendut dan banyak dosa. Ngarapin sesuatu yang stabil sama aja juga ngarapin ga ada kehidupan. Wartawan hidup dari ketidakstabilan, begitu juga bokap-bokap loe pada, dan dalam suatu kondisi unstable ada orang yang harus dan pasti dan mesti dirugikan, ini pasti, loe ga bisa bawa semua menjadi bener dan stabil, apalagi di Indonesia yang punya tingkat variansi yang tinggi.

Variansi yang ada di negara kita terlalu tinggi, sebenarnya tingginya variansi tersebut sangat bagus jika didukung oleh tingkat pengertian dan pendidikan yang tinggi, tapi ini ga! Indonesia punya variansi yang tinggi dengan tingkat ketololan dan kebodohan yang sangat tinggi. Variansi yang di maksud bukan beragam suku jenis lho ya, tetapi beragam tujuan, maksud, dan keinginan. Variansi yang ada harus di tekan dan diturunkan, bagaimana caranya? seriously gw ga tau.

Berbicara ttg Indonesia sama aja bicarain sesuatu yang busuk dan hancur, sekuat apapun tenaga hanya akan ikut hancur juga, trus apa dunk yang bisa kita lakuin secara tahap kita cuma bisa ngemeng doank tapi kita juga pengan melakukan perubahan dan ga ikut arus banget lah? ada sih nurut aku beberapa yang bisa kita lakukan, Loh koq malah ngasi gini bex, bukannya cerita2 ekonomi kaltim, LPG, atau apalah, soalnya nurut gue, yang kita lakukan dengan berpendapat ini percuma dan buang-buang tenaga, apalagi berpendapat tentang daerah, kaltim misalnya. Bayangin ya, suatu masalah yang terjadi di Ibukota aja, pemerintah dengan tega menyuekin apalagi di daerah yang cuma demo-demo doank, tinggal dilempari uang 50.000 trus di suruh beli cendol dah pada diem. Ga usah jauh-jauh, Lavindo, gimana tuh penyelesaian? beres ga? bayangain orang-orang yang kena korban udah nuntut ampe datang kesana, ada yang ampe nangis-nangis bilang ini lah bilang itu lah, tapi apa? emang ada tanggapan yang cukup berarti dari pemerintah? GA!!!, lahhh kita? mau nuntut apa? Kaltim di perhatiin? Bencana kek gitu aja pemerintah cuek apalagi masalah kita, terkadang gw mikir orang tolol yang ngomong "ahh dah bisa makan aja sukur ga usah ribut deh" bener juga klo diliat dari sisi ini. Sapa yang di untungkan dengan terjadi hal2 kek gitu, media massa, yang ujung2nya punya orang2 gedean di pemerintahan juga.

Menanggapi pernyataan “kenapa ga ada orang2 baik dan berpikiran bener kek kita2 yang masuk ke dunia pemerintahan?”. Oke, gini, ketika orang belum nikah terutama cowok ngeliat pasangan yang udah nikah dia pasti bilang, duh enaknya ya udah nikah, tukang becak bilang duh enak ya tukang ojek ga perlu ngayuh-ngayuh kek gw, dst dst. Intinya kita bisa ngomong kek gitu karena kita blum dapatkan itu, kita pikir orang-orang di pemerintahan itu tolol-tolol dan tidak bisa berpikiran kek kita gitu? padahal dulu mereka juga gw yakin orang-orang kek kita, yang ketika masuk ke dalam situ tidak bisa berbuat apa-apa juga, melawan hancur, tereak-tereak juga ga terlalu di gubris, banyak omong cepet mokat [menurut penelitian kompas hehehe]. Jadi jangan pikir dengan kita nantinya yang berpikiran sekarang seandainya ntar masuk pemerintahan bisa melakukan something, GA!!!! lo mikir gitu sekarang karena blum jadi itu. Coba tanya suami-suami, enak ga udah nikah? jawabannya GA!! Rata-rata sih.

Okeh ini pendapat kasar, katakanlah tereak-tereak kita dan blog kita di dengarkan oleh pemerintah, trus daerah laen juga ntar bakal kek kita tereak-tereak dan ga didengar dan di cuekin, trus apa kita peduli ama mereka? pastinya ga donk, klo kaltim udah maju ya udah persetan dengan yang laen, urus aja kek kita dulu tereak ampe di denger.

Oke oke ini ada beberapa yang nurut pikiran tolol gw yang masih bisa kita lakukan secara kita masih tahap ngemeng dan ngemeng dan terkadang bisa lah lempar-lempar batu kecil dikit ke pemerintah. Intinya jgn terlalu terpikirkan pemerintah yang sekarang, klo kita udah ngerasa kita bener dan bisa berpikir bener, sekarang yang penting ajak orang-orang yang di bawah dan yang bakal menjadi pemimpin indonesia untuk berpikir bener, contoh : anak-anak kita dan orang-orang yang tidak tau, trus apa yang perlu diajarkan ke mereka :

HAM harus di ganti dengan KAM
ntah kenapa HAM terkadang selalu menjadi senjata untuk orang-orang indonesia. Orang-orang indonesia yang udah pada dasarnya malas dan cuma bisa ngomong malah disuruh dan dikasi untuk menuntut HAK. Kalo dulu itu Soekarno dan Hatta menuntut hak-haknya dulu, maka Indonesia ga akan merdeka, mereka adalah orang-orang yang masuk ke jenis melawan arus, yang akan di cap pahlawan klo berhasil, dan di cap orang aneh kalau gagal. Setuju sama Fery, udah ga ada yang mendahulukan kepentingan umum atau bersama, yang ada sekarang hanya kepentingan individu atau golongannya. Bukan berarti nyruh jadi kek sukarno, dan juga bukan berarti kek JF.kennedy bilang "jgn tanya apa yang bisa negara berikan ke kamu blablabla anjing", BUKAN!!!. Intinya tunaikan lah dulu kewajiban mu dan dapatkan hakmu, banyak sih yang udah bilang kek gini, tapi luar biasa sulit realisasinya.

BUDAYA
Didik anak2mu supaya tidak menjadi seperti mereka2 yang sekarang di pemerintahan, merekalah nanti yang bakal menjadi penerus. Budaya disini sangat luas, masalah ga korupsi, agama, tatakrama, dan pendidikan juga termasuk kedalam budaya.

HATI NURANI
Banyaklah melatih hati nuranimu, karena semua masalh yang timbul di dunia ini pasti karena maslah hati, sekolahkan hatimu yang sekarang mungkin masih SD sampe menjadi S3 atau profesor, kemudian ajarkan kepada generasi berikutnya.

isi di atas tidak bermaksud menggurui atau sotoi, cuma pikiran tolol yang ada di gw, silahkan post2 trus masalah kek gini, dan omongkan trus, mudah2an ada hasilnya dan berguna. Jaya Indonesia, yeahhhhhhh.

A. Subrata aka Bobex
Anak Balikpapan yang sudah pindah ke Bandung
Teknik Informatika STT Telkom

Selasa, 04 September 2007

Merubah Bangsa?


Siapa yang bersedia mampus di tangan bangsanya sendiri? Mau jadi pemimpin habis mata sembab, dihina2, mana ada yang mau.. Lha wong pendaftaran jadi Gubernur DKI sampe mepeeeet waktunya ngga ada yang nongol2 buat nyalonin diri.

Lagian kalo mau jadi pemimpin bangsa itu kita musti utang budi, utang, duit dimana2! Meskipun utang duit itu ngga riil. Misalnya nih, kalo mau jadi presiden eh salah mau jadi gubernur aja deh ngga usah jauh-jauh.. Banyak banget biaya yang kita perluin! So, pasti kita cari promotor2. Orang2 yang banyak kepentingan dengan aset bangsa ini mulai deh dengan senang hati menjadi promotor salah satu calon pemimpin. Mendukung dengan segudang kocek yang dia punya. Kalo si pemimpin udah berhasil mencapai cita2nya, tinggal dia nagih utang budi. Itulah yang bikin banyak pejabat mendahulukan kepentingan bersama bahkan perseorangan daripada kepentingan publik. Ya karena utang budi itu tadi!

Akhirnya si pemimpin sibuk mengamati aset mana aja yang bisa dijadikan penutup modal kampanye dia.

Tapi merubah bangsa itu ngga hanya dengan menjadi pejabat. Ada cerita dari negeri Bangladesh. Kalo ngga salah namanya Muhammad Yusuf atau siapa gitu.. lupa gw..

Nah dulu Bangladeh ini adalah salah satu negeri yang termiskin! Disana kebanyakan penduduk berpenghasilan rendah. Akhirnya beliau menciptakan sistem, gw lupa istilahnya kira2, lend your 10 dolar. (jumlah pastinya gw lupa, hanya beliau menghitung2 jumlah tersebut kira-kira seperti kebutuhan 1 hari yang kita perlukan).

Nah dia uji coba melalui mahasiswanya. 10 dolar dari uang saku mereka digunakan sebagai modal. mereka datang ke desa2. setiap satu orang meminjamkan 10 dolar yang mereka miliki kepada orang lain. Nanti setelah beberapa waktu orang tersebut mengembalikan 10 dolar, tapi dengan catatan si peminjam telah memiliki uang lebih dari 10 dolar.

Jadi intinya si Muhammad ini mengembangkan KUK ala syariah. Ngga banyak kan modalnya. Dia cuma memberikan 10 dolar! Secara setiap hari kita cuma butuh 10 dolar buat hidup!

Dalam beberapa tahun KUK syariah si dosen itu, membesar! Banyak keluarga yang tertolong dari program tersebut. Nah, merubah bangsa ga harus butuh modal segede buat iklan di tipi kan?

Kita bisa mulai dengan membuka lapangan kerja kecil-kecilan. Tanamkan kepada karyawan yang bekerja pada kalian untuk tidak selamanya menjadi karyawan kalian. Mereka harus bisa membuka usaha sendiri. Bantu, baik dengan teori maupun dengan modal. Kembangkan mereka. Meskipun kita malah menjadi banyak pesaing, pastilah rejeki itu ngga pernah sejalan sama teori matematika! Rejeki akan semakin banyak kalo kita bagi ya kan?

Emang sih sekarang kita masih pada tahap ngomong doang, tapi kalo ngga diomongin kayak gini, mana bisa kita tau bahwa di kepala teman-teman kita yang urakan ini terdapat ide-ide yang kayak berlian?!

Buat yang gak suka, yah di semangat positif itu pasti ada aura negatif yang nongol, biar satu...

A. Atmaraga
Anak Samarinda
Teknik Industri STT Telkom

Solusi Banjir?


Banjir di Balikpapan


Well, emang banyak banget kalau kita telusuri satu-satu kekurangan-kekurangan yang dihadapi oleh pemda kita... Mungkin gw cuma bahas dari segi ke ilmuan gw aja, karena yang lain-lain gw ga ngerti..

As we know.... beberapa hari kemaren balikpapan kebanjiran seperti yang diberitakan oleh media massa begitu pula tenggarong (bulan lalu) dan sekitarnya. Yah mungkin secara tidak langsung udah merusak biosfer wilayah tersebut.

Coba Kita renungkan dulu..........

Menurut gw yang terjadi adalah:
1. Ilegal loging (klasik)
2. TAmbang batu bara tanpa reklamasi ( klasik )

Kalu berikut ini menurut kalian gmn :
Pemda belum memiliki data spasial yang mampu menunjang inventarisasi kekayaan SDA yang udah dikeruk sana-sini, (emang mereka udah kepikiran apa) gw pernah nanya di tempat gw KP "kebanyakan birokrasi memandang sebelah mata mengenai hal ini mereka itu orang bodoh yang sok tau". Padahal teknologi geospasial tuh dah berkembang pesat yang mampu memberikan evaluasi dan analisis terhadap segala sesuatu yang sifatnya keruangan (spasial). Kalu udah ada yang beginian menurut gw "halah masalah banjir doang ", artinya apa hal-hal tersebut bisa dicegah?

Tinggal kita aja mau gak memperhatikan masalah ini (terutama Bapeda dan segala macem nya lah). Ntar dah kalu gw lulus... tau dah ni kapan...

J. Santoso
Anak Samarinda
Teknik Geodesi ITS

Senin, 03 September 2007

Konversi Minyak Tanah - LPG



Aku ada pertanyaan nih...

Kenapa sih pemerintah pake ngeganti minyak tanah sama LPG??? Aku nanya begini bukan gara2 banyaknya ibu-ibu demo ngantri minyak tanah. Tapi karena.... LPG itu kan SETAUKU bahan bakar yang paling susah didapet. LPG itu-bahannya butan dan sedikit propan (C3-C4)-produk samping pengeboran minyak yang jumlahnya sedikiiiiiit banget (ga bakal nyampe 5% KALO GA SALAH). Bahkan di pengeboran gas alam (dominan C1-C2) juga sama aja. Terus kenapa jadi diganti sama bahan bakar yang paling susah didapet??? Ditambah lagi, gas-gas beginian bersaing sama industri2 petrokimia yang bahannya emang dari gas, macam PKT gitulah. Belom lagi LPG kan ga bisa dibeli eceran kaya minyak tanah satu liter doang gitu. dan yang ga kalah penting,,,,,,kemana pulang unda handak main laduman??? HAW!!!!!

Ini pemerintah yang sok modern apa gimana sih????? Tolong anak2 FIKTM confirm. Aku lagi males buka2 forum anj*ng yang ngemeng-ngemeng doang.

Oia, satu lagi alternatif bahan bakar. Dulu ITB pernah memanfaatkan yang namanya gas kota. Tapi ga tau kenapa berenti. Padahal lingkup pemanfaatannya meliputi sumur Bandung sampe dago atas. Dulu lab-lab fisika dan kimia dasar TPB ITB pake bahan bakar ini. Detailnya sih aku belom tau. Tapi bisa dicari. Gimana??

A. Nova
Anak Samarinda yang sudah pindah ke Serang
Teknik Kimia ITB

Mahasiswa Kaltim



Aksi mahasiswa Kaltim terkait isu sosial di daerahnya?

Setauku ada beberapa demo ttg listrik yang dimobilisasi oleh mahasiswa Unmul kalo ga salah, cuman ya itu tadi, tampaknya hanya sekedar berjemur, berteriak, trus pulang. Sekedar ngomong doang, padahal, meminjam kata iwan, 'kamu taw apa?!'. Yap, mereka tau apa? Sekedar menjalankan salah satu tugas mahasiswa yang katanya sebagai agent of change? Agar tampak di mata masyarakat idealismenya?

Tapi tetap ga ada perubahan.. Gimana mau ada perubahan, kelanjutannya aja ga jelas -kalo ga mau dibilang ga ada-. Habis teriak2 penuh emosi, istirahat, trus bubar, pulang sendiri2..
Kalo kata iwan, kalian cuman ngomong doang, ya emang bener.

Saat ini taraf kita hanyalah sekedar ngomong, memunculkan ide2 baru, menganalisis, dan mencoba mencari solusi. Udah, cukup sampe situ dulu.. Kita masih belum berkompetensi untuk melakukan langkah2 kongkrit dengan hasil yang nyata. 'Belum', bukan 'tidak'.

Hal ini bener2 kurasain waktu kkn kemaren. -He, ada gunanya juga kkn-

Mahasiswa, bahkan s1 sekalipun keahliannya memang di teori, sekedar tahu doang.
Ok, ada yang namanya praktikum, tapi cuman untuk sekedar mencoba biar tahu kan. Belum sampe pada kemampuan produksi. Contoh gampangnya aja, yang kuliah peternakan jurusan produksi ternak mungkin masih kagok waktu diminta untuk memerah sapi. Tapi para peternak yang bahkan SD pun ga, apalagi mengenyam teori2 ternak sapi, buta aksara pula, malah lebih lihai memerah sapi.

Anak-anak teknologi pertanian, jurusan pengolahan pangan pun bakal malu untuk presentasi cara masak yang baik di depan ibu-ibu PKK. Yah.. smua sudah ada keahlian masing2... Kalau memang taraf kita masih pada bicara, knapa itu jadi masalah? Sungguh itu merupakan suatu proses pembelajaran yang sangat berarti. Masih ingat proses kan? Buanglah jauh-jauh budaya instan yang terus menggerogoti bangsa ini.

Aku ga akan bicara banyak tentang Kaltim saat ini, karena memang aku ga punya data2 yang akurat tentang itu. Miris bgt liat data-data yang teman-teman tunjukkan. Pengen terkejut, tapi aku emang dah tau kaya gitu. Cuman ga ngerti pastinya aja..

Aku jadi bertanya, apakah ini dampak dari pemberlakuan otonomi daerah? Dimana para pelakunya masih orang-orang lama yang licik dan mengeruk keuntungan sendiri. Liat aja, tiap daerah berlomba membangun -walaupun ga tampak hasilnya secara nyata- daerahnya masing-masing. Bahkan terkesan saling menjatuhkan, ga mau kalah.

Samarinda dan Kukar berebut mau bikin bandara. Samarinda bikin IC ga selesai-selesei, eh Balikpapan juga mau bikin. Kalo semuanya jadi pusat, gimana bisa? Semua daerah bikin pusat olahraga gede2an, taraf internasional. Tapi siapa yang mau pake tu fasilitas kalo orangnya cuman dikit? Hasilnya ya pembangunan yang ga tepat sasaran, apalagi tepat guna. Karena ya itu tadi, cuman sekedar gengsi..

Beberapa hari lalu waktu nemenin bapakku dan temen-temennya jalan-jalan di jogja. Temen bapakku mengomentari soal aspal jalan. Katanya jogja ini dapat duit dari mana kok bisa jalannya mulus-mulus, padahal kaltim yang duitnya banyak jalannya lobang-lobang.. Bapakku cuman jawab dengan bertanya padaku, harga gas disini brapa. Kujawab sekitar 40-45. Tuh kan, kata bapakku.. Di sana gas sampe 60an. Padahal gas dari mana? Temen bapakku cuman bisa tertawa miris..

Aku sih tetep sibuk nunggu taksi aja, hehe...
Apa yang bisa kita lakukan untuk merubah keadaan ini?
Siapa yang berwewenang untuk mengubah keadaan ini?
Haruskah punya jabatan? Gubernur, bupati, walikota?
Itu semua berbau politik..
Masalahnya adalah, maukah kita terjun ke politik demi keinginan di masa muda untuk merubah keadaan bangsa?
Suatu pertanyaan yang aku sendiri ga berani menjawabnya.

Ataukah kita kembali ke sikap, ah ngapain ngurus gituan, yang penting gw bisa makan kenyang?
Sebenernya, aku tambah semangat bikin kafe. Bukan hanya sekedar nyari untung, tapi ada suatu keinginan untuk mengubah pola pikir masyarakat Kaltim.

Aku pengen bikin tempat nongkrong yang representatif. Muter lagu-lagu slow, jazzy tunes, ato lounge-lounge gitu. Bukan lagu-lagunya ungu, kangen, ato apalah band-band yang disukain di sana.

Trus yang utama sebagai tempat untuk diskusi non formal juga. Nah budaya diskusi ini yang jarang banget ada di sana. Paling kita-kita aja lewat milis gini. Mungkin ini salah satu cara untuk berbagi pengalaman ke mereka tentang kehidupan di luar sana, di jawa, di sulawesi, yang katanya lebih maju. Syukur-syukur kalo ada banyak komunitas yang bisa masuk. Daripada ngumpul di tempat dugem, ga bisa ngobrol.. Lagunya paling2 kucing garong..
Cuman yang jadi masalah adalah, kalo listrik padam gmana?
Hehe...

Dari awal indonesia ini emang sudah salah kok..
Individualis smua! Boong bgt kalo ada yang mementingkan kelompok.
Bahkan bila mementingkan kelompok pun, pada dasarnya untuk kepentingan pribadi. Tul ga?
Dengerin aja tu lagu kebangsaan, Indonesia Raya -ato endonesia raya?-
Ga ada sama skali kata 'KITA', smua pake 'AKU, KU'

F. Aldino
Anak Samarinda
Psikologi UGM

Energi Alternatif

Masalah Listrik...

Kalo mau tu, tanya ke perusahaan pembangkit listriknya. ada masalah apa? Masalah di listrik bukan cuma gara2 dieselnya. Bisa juga sistemnya ga efektif.

Ada banyak cara biar lebih efektif,
1. melebarkan rentang ekspansi-kompresi steam
2. gabungan turbin gas dan uap
3. minimalisasi kebocoran heat
4. recycle, reuse
5. ganti bahan bakar alternatif


Limbah Gergaji

Yang bisa dibakar itu kan bukan cuma BBM atau batubara. Kaltim kan hutannya luas. Emang, kalo kita minta lahan 5 hektar ga bakal dikasih. Tapi kan ada yang laen. LIMBAH GERGAJI!!! berapa banyak sawmill yang ada di kaltim??? Pake aja tuh limbah buat jadi energi. Ga bakal ada yang protes kalo kita cuma minta SAMPAH!!! Ditambah lagi garis pantai kaltim kan lumayan juga. Ada banyak pohon kelapa. Nah batok kelapa itu juga bisa dibakar. limbah gergaji sama batok itu bisa digasifikasi jadi gas produser dan volatile matter. Ntar masuk turbin trus dibakar.

Yang kedua ya...
Biogas... tau ga kalo 1 kg tai bisa ngidupin lampu 5 watt selama satu malem??? Nah ntar buka aja warung "DIBELI KOTORAN MANUSIA". Emang sih tergantung viskositasnya juga. jadi ntar kalo mencret harganya lebih murah. Nah lagi2 sampah. Jadi dobel, ngurangin sampah sama nambahin listrik.

Nah, kalo dana... no comment. Secara gw kan bisnismen gagal yang di DO gitu yeeee...........

walopun negara kita semakin melemah,,,tetep...hidup persib!!!!!

A. Nova
Anak Samarinda yang sudah pindah ke Serang, Banten
Teknik Kimia ITB

Kaltim Kaya??


Jembatan Tenggarong


Soal KalTim ya? (padahal kemaren aku dah buat resume yang ku ambil dari skripku, tapi sekarang ga kebawa). Talking 'bout wealthy, PDRB or PDB cuma masalah sebutan aja. Kalo ngomong wilayah kota/kab or propin, kita pake PDRB, kalo negara pake PDB or GNP. Toh PDB akumulasi dari PDRB nantinya. PDRB KalTim tahun 2005 menduduki peringkat ke-5 setelah DKI, JATIM, JABAR n JATENG (Profil Kaltim, 2006). Kalo sekarang mah ga tau tepatnya urutan ke berapa, setelah JATIM dengan Lapindo, DKI dengan Banjir, dll. Tapi prestasi yg cukup ngebanggain tentunya, dibanding daerah or propin lain di indonesia. Tapi jangan salah, PDRB tinggi ga slalu mencerminkan majunya suatu daerah. Pertumbuhan vs distribusi pendapatan, juga menjadi pemicu kemajuan daerah. Well, pertumbuhan KalTim yg meski kenaikkannya fluktuatif, tapi cenderung stabil dibanding daerah lainnya, yang jelas ga ngalamin penurunan slama 5 thn terakhir. Tapi masalah distribusi pendapatan, error banget hasilnya. OverLoad. Banget.... banget.

Secara Tipologi daerah (cross antara pertumbuhan dan PDRB per kapita), KalTim termasuk dalam kategori daerah cepat maju cepat tumbuh. Tapi semua balik ke pemprop lagi khan gimana realisasinya. Bukannya Pemerintah Pusat ga ada perhatian lho dengan daerah-daerah KTI macam KalTim ini. Emank sih pas awal pembangunan (orde baru) dulu, pelaksanaan pembangunan diskenariokan tidak seimbang, yaitu terpusat dipulau jawa, dengan alasan ketersediaan sarana dan infrastruktur, juga SDM yang jauh lebih dibanding daerah lain, padahal belum tau aja ya mereka, kita punya orang-orang handal macam kita (serius!!!).

Sejalan waktu, KalTim mampu menunjukkan potensinya, ya dari PDRB itu. Upaya pemerintah untuk memajukan daerah-daerah KTI udah ada lho, antara lain dengan pembentukan daerah-daerah KAPET, pemberian insentif bagi investor swasta (keringanan pajak, penyediaan infras, dll)... Tapi lagi-lagi balik ke orang KalTim sendiri khan? Ternyata dan ternyata, dananya banyak dikorup sendiri sama pejabat-pejabatnya.

Satu lagi, hal paling susah yaitu, orang KalTim sudah beranggapan dirinya kaya... dan bakal stagnan disitu aja, tanpa mau berubah.

Dan aku juga baru tau kalo kekayaan suatu daerah, dilihat dr APBDnya... bukan dr PDRBnya. Makanya aku bingung, KUKAR koq sering disebut2 daerah paling kaya se Indo. Pdhl PDRBnya aja no.2 setelah BTG alias Bontang (untuk di KalTim). Lucu ya, ngukur kekayaan koq dari besar belanjanya, bukan dari penghasilannya. Pas pulang akhir Juli kemaren, aku selintas baca Tribun KalTim, Pemerintah Pusat mencabut subsidi pendidikan untuk 2 propin yaitu DKI n KalTim...

A. Nugraheni
Anak Tenggarong
Teknik Industri ITN & Studi Pembangunan Univ. Brawijaya

Listrik: Benua Etam

Minggu kemaren PEmda dan DPRD kaltim sempat kebakaran jenggot gara2 pidato SBY mengenai DAU (dana anggaran umum). Melihat besarnya APBD daerah2 kaya (termasuk Kaltim)yang dianggurin di bank BI dalam bentuk SBI (sertifikat bank Indonesia) membuat pemerintah pusat bertanya2 apa emang sudah makmur tuh daerah sampe masih banyak dana yg diendapkan di BI (yg di kaltim jumlahnya sampe triliunan), dan akhirnya mengambil keputusan untuk memangkas dana DAU di beberapa daerah (dan denger2 untuk kaltim akan dipotong 75%).

Terang saja pemda dan DPRD kaltim pada protes ga setuju dengan alasan bagaimana dengan pembangunan kaltim? tapi coba kita liat dalam perencanaan mereka mengatur dana APBD. dengan dana yg jumlahnya triliunan hanya untuk kaltim, gada terasa manfaatnya bagi masyarakat. contohnya saja listrik yg sering mati. bayangin aja di tempatku ini jadwal mati lampunya bikin dongkol, klo hari ini mati lampu siang ( jam 07.00 - 17.00) maka besok jadwalnya mati malam (jam 18.00- 22.00) dan lusa baru gak mati seharian, dan begitu seterusnya, aneh kan?padahal dana perawatan PLN tuh ada sampe ratusan juta tapi kemaren padam total bpp. smd, tgr, karena trafonya meledak. Lalu bagaimana pemerintah pusat gak
menganggap kita kaya, baru2 ini aja DPRD mencanangkan pembangunan Sport center di kantor DPRD, dengan alasan anggota DPRD juga butuh olahraga, dgn dana yg mencapai miliaran. terang aja warga protes, buat apa sih mereka buat sport center? mending GOR aja yg dibaikin.

Lalu tentang dana Bansos yg setelah rapat2 yg ga jelas kemudian malah dibagi2 kan pada setiap anggota DPRD sebesar 400 juta, ketika ditanya kenapa,mereka berdalih agar memudahkan pembagian dana ke daerah2, jadi tinggal ajukan aja ke anggota DPRD, cara yg anehkan? lalu untuk apa ada panggar? blum lagi tunjangan2 untuk anggota DPRD yg aje gile, bayangin aja tunjangan rumah mereka sebulan 15 juta bo!!klo misalnya uang2 ntu benar2 dipergunakan untuk pembangunan kaltim tentunya dalam 5 tahun aja kita bisa sepesat Jakarta. belum lagi penerimaan2 di beberapa tempat yg masih mengandalkan KKN. jadi jgn heran bila anggota DPRD kita atw pemda banyak yg korupsi, soalnya mereka kerja berfikir bagaimana supaya mengembalikan uang yg dipake mereka buat nyogok.

so buat org2 yg berkompeten tapi kere.....minggir dulu deh sampe org2 yg beduit udah kerja semua. miris emang tapi begitulah kehidupan disini, semua ditentukan oleh dua hal UANG dan BUBUHAN. pernah ada satu ide gila yg tercetus di otakku, pangkas generasi!!hehheeh tapi kayaknya ga mungkin banget yah, bisa masuk penjara deh, atuuttt......

Memang di bebrapa kota da pembangunan yg lumayan gila2an, misalnya di BPP atw SMD, tapi kebanyakan yg dibangun juga hal2 yg menguntungkan, seperti Mal, sedangkan untuk hal2 yg berguna sprti sekolahan atw fasilitas2 pendidikan, huh! non sense. liat aja nasib PERPUSDA kita, sedih dyeh.....atw perkembangan teknologi kita (misalnya: layanan internet dan hot spot) hik..hik..patheatic.

ohya ada sih yg dikembangkan, kebutuhan internet, tapi untuk kantor2 Pemda, dan sejak ada internet para pegawainya rajin online tiap hari, buka situs porno!!hahahahah dan akhrinya tuh komputer pada lemot semua so begitulah wajah benua etam saat ini, tampak tenang2 aja diluarnya tapi saling menggerogoti didalamnya, sedangkan mahasiswanya? mungkin sudah cari ciri khas org Kaltim yg nota bene org mampu dan cuek, sehingga mereka ga pernah protes soal2 gitu, selama itu tidak mengganggu mereka

pikirkankah....

so teman2ku tercinta,
yg punya solusi yg konkrit dan jitu,
cepatlah pulang............
key!!!

(SUMBER: tribun kaltim, kaltim post, dan obrolan sekitar)

W. Maylinda
Anak Anggana
Kimia Univ. Mulawarman

Kaltim Pusat Perekonomian?

Sebenernya Kaltim juga udah jadi pusat perekonomian kali. Masalah listrik mati dll, itu mah balik ke pemerintah daerahnya. Sanggup ga pemda ngasi budget khusus buat masalah listrik ini? Kan udah otonomi (seperti yg lo udah pada tau). Semuanya balik ke tanggung jawab pemda.

Kenapa pemerintah pusat cenderung diam saja? Itu balik lagi ke masyarakatnya. Apa ada sekarang yg ngangkat kasus kaya gini sampe heboh? Media2 tentu lebih heboh untuk masalah jawa-bali (kaya puput bilang), karena di lingkungan itulah wartawan2nya terlibat dan menggantungkan hidup. Wajar mereka ikut2an teriak2 dengan memanfaatkan power mereka sebagai jurnalis.

Sekarang apa ada media daerah yg dgn gigih dan lantang ikut teriak2 masalah listrik ini di Kaltim? Apa ada mahasiswa yg demo abis2an di kantor pemda buat nuntut masalah ini? NOL! Kita (ya kita, masayarakat Kaltim) udah terbiasa hidup nyaman (betul kata ega). Saat orang di jawa tercekik krisis moneter (istilah jadul nih) tahun 90 akhir, kita mah santai2 aja. Karena memang pendapatan rata2 penduduk kita jauh diatas orang2 jawa (apalagi di kota2 kaya SMD,BPP,TGR). Bandingkan dengan orang2 jawa yg udah susah nyari makan, terus diusik dengan masalah mati listrik misal, wajar mereka teriak2.

Hm... mengenai minyak2 Kaltim yg dikuras ama perusahaan asing, well sedih memang. Tapi yah begitulah. Jargon Indonesia kaya raya berbagai kekayaan alam itu memang benar, tapi kalo jargon itu diselaraskan dengan kemakmuran bangsa yg tinggi akibat kekayaan tadi, OMONG KOSONG! Lihat saja, ga cuman perusahaan minyak (kaya kata Alan) yg dikuasai asing, bahkan sampe perusahaan2 agrobisnis, dan perhutanan dikuasai orang asing (bukan bule sih, tapi jepang dan korea, kalo ga salah).

Untuk saat ini kita memang masih ga bisa berbuat banyak. Utk langsung mengambil alih semua aset kekayaan tadi dan diurus sendiri tentu bukan hal mudah (semudah Hugo Chavez menasionalisasi aset2 negaranya Bolivia). Masalah terbesar menurut gw mentok di masalah duit. Butuh modal besar utk mengorganisir bisnis seperti itu. Taukah kalian bahwa utk melakukan pengeboran, eksplorasi bahkan sampai ke produksi minyak itu butuh dana ratusan juta dollar? Itu baru satu sumur. Bayangkan dana seperti itu mengalir keluar utk ribuan sumur2 lain (yg bahkan belum tentu ada isinya). Well, buat bayar utang negara aja belum mampu apa lagi ngurusin hal kaya gini. Jadi wajar pemerintah lari ke perusahaan asing, karena pada akhirnya kekayaan alam itu bisa diberdayakan, tidak sia2 teronggok begitu saja, meskipun dengan pembagian hasil yg sedikit kurang menguntungkan bagi kita sebagai "pemilik lahan".

Kualitas masyarakat? Hm... isu ini sering diangkat. Tapi menurut gw kualitas kita sangat2 mantap. Kalo gw liat di milis2 beasiswa, hampir setiap tahun ada puluhan (bahkan mungkin ratusan) mahasiswa yg pergi keluar negeri utk kuliah lanjut. Dan kata temen2 gw diluar sono, mahasiswa Indonesia rata2 termasuk golongan yg "cerdas", meskipun dulunya ble'e di Indo. Entah kenapa bisa begitu. Intinya, kaum terpelajar Indonesia (kaltim juga) kalo kita kumpulkan dari, anggaplah sepuluh tahun lalu (sekarang udha usia produktif), ada banyak kan. Tapi coba, pada kemana mereka? Lari ke perusahaan asing! Karena ga ada jaminan menarik dari pemerintah bagi ilmu yg mereka punya. Gaji, ya..GAJI, dari pemerintah utk orang2 pintar itu, sangat jauh di bwh standar bila dibandingkan bahkan dengan honor mereka saat menjadi asisten dosen di luar negeri. Sangat manusiawi menurut gw, saat mereka dihadapkan pada kondisi keuangan seperti itu, mereka akhirnya memutuskan pindah ke perusahaan asing yg lebih menghargai kemampuan yg mereka punya.

SO in the end, its all about GOD DAMN MONEY!

- la la la... kabur ah -

GG. Wihardi
Anak Samarinda
Geofisika ITB

Question

Hmmm...
Kira2 gmana caranya supaya kalimantan -kaltim khususnya- bisa jadi pusat perekonomian, ato setidaknya diperhitungkan di Indonesia?

F. Aldino
Anak Samarinda
Psikologi UGM

Krisis Listrik

Dear bubuhan,

Tadi malam adekku nelpon, bete dia, katanya kompienya jadi habuk karena listrik mati-nyala mulu. Papaku juga sewot, percuma bayar tagihan tv kabel kalo tv-nya aja gak bisa dinyalain karena gak ada energi. Masalah listrik-air udah parah banget di Kaltim bokk. Ya gak bubuhan yg ada di “rumah”?

Well, sebelum aku ke Bandung, aku juga udah ngerasain sendiri. Mati lampu bisa dari jam 9 pagi – 6 sore. Trus besoknya giliran malam dari jam 6 – 10. Dan itu terjadi almost everyday. Akhirnya, gak di samarinda, gak di balikpapan, kalo malam gak ada lampu jalanan yang nyala dengan alasan penghematan (trus alasan keamanannya mana??), trus jangan heran kalo sepanjang hari terdengar suara deru mesin jenset yang bikin budek.

Giliran aku dah di Bandung, sudah hampir empat bulan ini, mati lampu di rumah cuma sekali. Itu juga gak nyampe 5 menit. Penyebabnya juga kayaknya cuman njeglek. Kenapa beda sih?

Aku pernah lihat, pembangkit tenaga listrik untuk kebanyakan kota di Kalimantan pake tenaga diesel. Trus ada apa dengan diesel kita?? Bukannya Kutai ladang minyak, bukannya tempat masak diesel ada di Balikpapan. Terus kita kekurangan apa? Kenapa cuma kita yang disuruh hemat? Kenapa Pulau Jawa boleh membuang-buang listrik?? Emang Jawa pake pembangkit
tenaga upil jd gak perlu dihemat sumber energinya karena persediaan melimpah?

Ada yang bisa ngasih jawaban gak?

NB: Aku lihat di metro realitas, industri perikanan di Kaltim lesu karena nelayan harus keluar banyak duit buat beli es batu ke Malaysia (ya gimana mo bikin sendiri org kulkasnya aja mati).
Rugi bandar, persediaan diesel dibagi buat mesin perahu n jenset buat nyalain pendingin ikan.

P. Dewanthy
Anak Balikpapan
Alumni Ilmu Komunikasi Univ. Airlangga

Define What's Wrong

Dari milis turun ke blog. Mungkin itu yang baru bisa kita lakukan sebagai generasi muda Kaltim untuk bersikap reaktif terhadap isu-isu daerah kita tercinta. Blog ini dibuat dengan semangat share dan saling mengingatkan bahwa propinsi Kalimantan Timur tidak baik-baik saja. Blog ini terbuka untuk anak muda dan orang tua yang berjiwa muda, yang ingin menyampaikan opininya tentang Kaltim dan isu terkait. Silahkan kirim opini anda ke email: kaltim.muda@gmail.com

Have a nice read bubuhan, and may the rest be with us.