Senin, 03 September 2007

Kaltim Pusat Perekonomian?

Sebenernya Kaltim juga udah jadi pusat perekonomian kali. Masalah listrik mati dll, itu mah balik ke pemerintah daerahnya. Sanggup ga pemda ngasi budget khusus buat masalah listrik ini? Kan udah otonomi (seperti yg lo udah pada tau). Semuanya balik ke tanggung jawab pemda.

Kenapa pemerintah pusat cenderung diam saja? Itu balik lagi ke masyarakatnya. Apa ada sekarang yg ngangkat kasus kaya gini sampe heboh? Media2 tentu lebih heboh untuk masalah jawa-bali (kaya puput bilang), karena di lingkungan itulah wartawan2nya terlibat dan menggantungkan hidup. Wajar mereka ikut2an teriak2 dengan memanfaatkan power mereka sebagai jurnalis.

Sekarang apa ada media daerah yg dgn gigih dan lantang ikut teriak2 masalah listrik ini di Kaltim? Apa ada mahasiswa yg demo abis2an di kantor pemda buat nuntut masalah ini? NOL! Kita (ya kita, masayarakat Kaltim) udah terbiasa hidup nyaman (betul kata ega). Saat orang di jawa tercekik krisis moneter (istilah jadul nih) tahun 90 akhir, kita mah santai2 aja. Karena memang pendapatan rata2 penduduk kita jauh diatas orang2 jawa (apalagi di kota2 kaya SMD,BPP,TGR). Bandingkan dengan orang2 jawa yg udah susah nyari makan, terus diusik dengan masalah mati listrik misal, wajar mereka teriak2.

Hm... mengenai minyak2 Kaltim yg dikuras ama perusahaan asing, well sedih memang. Tapi yah begitulah. Jargon Indonesia kaya raya berbagai kekayaan alam itu memang benar, tapi kalo jargon itu diselaraskan dengan kemakmuran bangsa yg tinggi akibat kekayaan tadi, OMONG KOSONG! Lihat saja, ga cuman perusahaan minyak (kaya kata Alan) yg dikuasai asing, bahkan sampe perusahaan2 agrobisnis, dan perhutanan dikuasai orang asing (bukan bule sih, tapi jepang dan korea, kalo ga salah).

Untuk saat ini kita memang masih ga bisa berbuat banyak. Utk langsung mengambil alih semua aset kekayaan tadi dan diurus sendiri tentu bukan hal mudah (semudah Hugo Chavez menasionalisasi aset2 negaranya Bolivia). Masalah terbesar menurut gw mentok di masalah duit. Butuh modal besar utk mengorganisir bisnis seperti itu. Taukah kalian bahwa utk melakukan pengeboran, eksplorasi bahkan sampai ke produksi minyak itu butuh dana ratusan juta dollar? Itu baru satu sumur. Bayangkan dana seperti itu mengalir keluar utk ribuan sumur2 lain (yg bahkan belum tentu ada isinya). Well, buat bayar utang negara aja belum mampu apa lagi ngurusin hal kaya gini. Jadi wajar pemerintah lari ke perusahaan asing, karena pada akhirnya kekayaan alam itu bisa diberdayakan, tidak sia2 teronggok begitu saja, meskipun dengan pembagian hasil yg sedikit kurang menguntungkan bagi kita sebagai "pemilik lahan".

Kualitas masyarakat? Hm... isu ini sering diangkat. Tapi menurut gw kualitas kita sangat2 mantap. Kalo gw liat di milis2 beasiswa, hampir setiap tahun ada puluhan (bahkan mungkin ratusan) mahasiswa yg pergi keluar negeri utk kuliah lanjut. Dan kata temen2 gw diluar sono, mahasiswa Indonesia rata2 termasuk golongan yg "cerdas", meskipun dulunya ble'e di Indo. Entah kenapa bisa begitu. Intinya, kaum terpelajar Indonesia (kaltim juga) kalo kita kumpulkan dari, anggaplah sepuluh tahun lalu (sekarang udha usia produktif), ada banyak kan. Tapi coba, pada kemana mereka? Lari ke perusahaan asing! Karena ga ada jaminan menarik dari pemerintah bagi ilmu yg mereka punya. Gaji, ya..GAJI, dari pemerintah utk orang2 pintar itu, sangat jauh di bwh standar bila dibandingkan bahkan dengan honor mereka saat menjadi asisten dosen di luar negeri. Sangat manusiawi menurut gw, saat mereka dihadapkan pada kondisi keuangan seperti itu, mereka akhirnya memutuskan pindah ke perusahaan asing yg lebih menghargai kemampuan yg mereka punya.

SO in the end, its all about GOD DAMN MONEY!

- la la la... kabur ah -

GG. Wihardi
Anak Samarinda
Geofisika ITB

6 komentar:

Anonim mengatakan...

mmmm speechless baca tulisanmu dang (keren...). well, kalo PNS sih gajinya emang kecil banget. udah gitu pintar bodoh bayaran sama lagi. tapi kalo BUMN kaya pertamina, telkom, pln kan mayan gede ceperannya (tetanggaku yg kerja di sana mayan makmur). BI juga gede banget malah gajinya.

org2 yg kerja di pertamina juga bukan org2 bodohkan. dari dulu kita jualan minyak masa gak bisa-bisa juga ngurus sendiri. duitnya sih dikorupsi. gajinya direktur pertamina aja nyampe 1 milyar sebulan. gak logis banget. tuh duit pasti disetor ke partai. as u know, jabatan2 pemimpin BUMN itu masuk kategori "jabatan politik".

Kenapa kita gak bisa kayak Bolivia? kayaknya 11-12 aja deh cadangan minyak kita ama mereka-iya gak sih? (btw Hugo Chaves itu presiden Venezuela dang-yg menghina Bush di sidang PBB itu lho, kalo Bolivia nama presidennya Evo Morales).

For me it's all about the law enforcement. Kalo aja semua pemimpin di negara kita ini bukan Mr & Mrs KKN, IA tag line kita sebagai negara kaya SDA bakal terasa. Dan duit bukan lagi masalah, karena tu duit gak akan
lari kemana-mana apalagi ke singapura (crap
extradition agreement), ato ke swiss, karena langsung masuk ke dapur rakyat.

soal pemda, ah, have no idea, kenal juga gak.

pesen dari papaku: balikpapan macett, bikinin monorel doong, kita kan udah bayar pajak ^^

-kebeletpipis-

Anonim mengatakan...

Oia ralat Evo Morales... Dia mau ikut2 Venezuela tuh, NASIONALISASI.
Padahal kalo diinget2 Soekarno dari tanah Jawa jg pernah Nasionalisasi beberapa puluh tahun lalu.
Cuman... GAGAL, hahahaha!

- titit gw gatel -

Anonim mengatakan...

Hehehe baru muncul lagi.. gomen gomen asli sibuk banget dan sedang "sulit" ber basa basi jadi nunggu email2 kaya gini hueheuheu.. Berdasar penghasil GDP per propinsi, KalTim itu nomor 3 terbesar se Indonesia, which these top 3 make up more than 60% of total GPD of Indonesia. Dulu dapat filenya dari Indonesian Studies di yahoogroup, sekarang ada di komputer yang sedang rusak (iya.. ini lagi minjam kompi temen yang menjelaskan juga kenapa jadi sulit nongol di milis).

Gw tertarik statement Gadang tuh, benarkah pendapatan rata2 orang KalTim lebih tinggi dari Jawa? data darimana tuh? bisa bagi ga?

Gw ada kesempatan nulis2 tentang Samarinda nih disini, ada masukan apa aja yang bisa dihighlight? Islamic Center itu udah jadi belum sih dan apa signifikansinya ke kota kita ya? (religious factor juga gw don't mind kok) Dan kalo dari kota lain (BPP,TGR,BTG,TRK,etc) mau kasi masukan soal kota nya bisa gw singgung2 entar hehehe (bukan berarti ga lebih penting dari Samarinda, cuma beda fokus aja kali ini). Lumayan kan dibaca ama mahasiswa2 sini. Siapa tau bisa kasi mereka alternatif lahan investasi di Indonesia.

OOT: Gw tetep baca email2 kalian semua kok, hanya demi maksud baik tidak ingin memenuhi mailbox dengan komentar2 pendek aja gw jadi terlihat pasif saat ini.. so don't worry, I keep cheering you all from here!

Y. Miko
Anak Samarinda
IT NTU Singapore

Anonim mengatakan...

Me again hehehe ^^

Kalo di Balikpapan skrg lagi rame proyek pembangunan
properti besar kayak mall, apartemen, dan hotel
(sumpah bertebaran dimana-mana dah). Mungkin ega ma
temen-temen di Balikpapan bisa kasih penjelasan rinci.
Terakhir waktu aku masih di Balikpapan, Bpn Supermall
udah mulai dibangun. Akhirnya mereka dapat lokasi di
stal kuda (pas sesudah brimob dan sebelum terminal
dam). Rencana sebelumnya di rumah sakit lama jalan A
Yani (Gn sari teruuuus).

Aku gak setuju banget sama lokasinya. Kantor kelurahan
ma puskesmas sampe digusur buat ngebebasin ni lahan.
Katanya sih demi investor. Well well well.... Tp apa
inpestornya gak tau ya, daerah situ kan angker hiiiiy.
Yups, it's one of the most haunted place in bpn.
Banyak kecelakaan. Sumpe deh tar jadinya kayak mall
Muara Rapak. Pertama bangun heboh, sekalinya behantu
hiiiiiy langsung sepi.

Ada lagi 8 Square tapi aku belum jelas masalah mall
yang satu ini. Tapi yg jelas di bangun di MT Haryono
(daerah antara dam sama BB). Proyek ini dikerjain sama
pengembang PT Dua Satria Perkasa, perusahaan milik
anak asli Balikpapan, Ismet Alimin dan Iwan Alimin.

Proyek besar lainnya: Masjid Agung Islamic Center,
dianggarin 200M IDR, perencanaannya digarap sama
konsultan PT Indolexco Balikpapan. Katanya sih bakal
lebih besar dari yang di samarinda. Diharapkan bisa
jadi pusat syiar islam di kalimantan. Katanya bakal
dibangun di atas lahan seluas 14 hektare akan
dilengkapi dengan sarana olahraga – jogging track,
hutan kota, perpustakan, gedung serba guna,
pertokoaan, dan sarana pendukung lainnya. Luas masjid
diperkirakan lebih dari 1 hektare dan didesain mampu
menampung 12 ribu orang di dalam masjid dan 4.300 di
bagian luar atau plazanya.

Sumber dananya, menurut yg aku baca di kaltim pos,
arahan dari Walikota Balikpapan Imdaad
Hamid,didapatkan dari APBD Balikpapan, APBD Kaltim,
APBN, dan donatur dari umat Islam.

Satu lagi yang orang balikpapan skrg lagi semangat
mbangun adalah COASTAL ROAD! Yup skrg lagi dibangun
jalan sepanjang pantai dari pelabuhan semayang sampai
bandara sepinggan. Proyek ini digarap sama PT
Balikpapan Coastal Development (BCD). Impian org bpn,
mrk bisa punya kota kayak singapura atau hongkong.
Kota lain di Ina yg diarahkan seperti ini adalah
manado dan batam.

Yo yang mo invest yg mo invest hayuuukkk.

Anonim mengatakan...

IC samarinda? adakah? betaun2 lewat situ kayaknya tu bangunan yang katanya mo dijadiin IC ko ngga keliatan2 ya?
gede visi misinya kayak kentut!

Anonim mengatakan...

Jo... pendapatan rata2 penduduk itu kan tercermin dari besarnya GDP (GDRP kali, Gross Domestic Regional Product). GDRP ini sebenarnya masuk ke regional income. Jadi yah bisa dikatakan itu tolok ukur pendapatan/ kemakmuran penduduk suatu daerah. Nah lo tau ndiri, kita nomer tiga. Gimana ga mantep tuh?